Kemenangan Donald Trump pada pesta demokrasi Amerika Serikat bikin hampir seluruh penjuru dunia, tanpa terkecuali Indonesia, kaget bukan main. Banyak orang yang memberikan tanggapan negatif atas kabar terbaru dari negeri Paman Sam tersebut. Sebab, Donald Trump dikenal sebagai seorang kontroversial; arogan, melecehkan perempuan, rasis, dan sektarian. via vibivibi
Di sisi lain, banyak orang juga yang menyayangkan nihilnya keberadaan sosok perempuan baik dan hebat di belakangnya. Kalau kita melihat track record-nya, Melania Trump bisa disebut hebat karena prestasinya di bidang modeling. Namun bagaimanakah posisinya bila dibandingkan dengan ibu negara sebelum-sebelumnya. Yuk langsung kita simak aja ulasannya!
Trump terkenal dengan mulutnya yang tak bisa dijaga. Ucapannya bahkan dinilai melewati batas, terutama soal perempuan. Dalam wawancara dengan Esquirepada 1991, Trump dianggap melecehkan perempuan. “Tidak penting apa yang ditulis media, selama kamu punya bokong yang bagus. Tapi kamu haruslah muda dan cantik,” kata Trump.
Sedangkan pada 2006, dikutip ABC News, Trump pernah berkelakar tentang anak perempuannya yang kata banyak orang nggak pantas untuk dilakukan seorang ayah. Trump berkata, “Jika Ivanka bukan anakku, aku mungkin sudah mengencaninya.”
Melihat jejak rekam Trump yang tak bersahabat dengan perempuan, Melania harusnya memiliki pendapat tegas untuk suaminya. Bagaimana tidak, masa melihat kaumnya direndahkan, Melania hanya diam saja. Alih-alih bisa menyampaikan keluh kesah masyarakat atas sikap tak baik dari suaminya, kenyataan yang ada, Melania malah membela sang suami.
Ketika ditanya tentang getolnya Trump meledek kaum perempuan, Melania mengatakan bahwa korban-korban pelecehan dari suaminya tersebut telah berbohong. “Aku percaya dengan suamiku. Ini semua diatur oleh oposisi. Apakah mereka pernah memeriksa latar belakang semua perempuan tersebut? Mereka tidak memiliki bukti apapun,” kata Melania ketika diwawancara CNN.
Saat banyak orang mengasihani Melania karena seperti terjebak bersama Trump, dia dengan tegas mengatakan tak perlu ada yang dikasihani. Dia tak butuh simpati. “Saya sangat kuat, kalian jangan merasa bersalah atas berbagai tudingan terhadap saya. Saya sanggup mengatasi setiap masalah,” tegas Melania seperti dilaporkan IB Times.
Jika kita berbicara latar belakang Melania, maka kita tak bisa melepaskan fakta dari mana dia berasal. Melania lahir di Slovenia, empat puluh enam tahun yang lalu. Slovenia sendiri dulunya bagian dari Yugoslavia sebuah negara berpaham komunisme. Nggak heran kalau latar belakang perempuan yang fasih lima bahasa asing tersebut disorot banyak media massa Amerika Serikat.
Dengan fakta tersebut, Melania merupakan sebagai ibu negara pertama yang lahir dan tumbuh di negara yang berpaham dibenci orang Amerika Serikat. “Perempuan yang pernah menjadi model ini merupakan ibu negara pertama Amerika Serikat yang tumbuh dari negeri komunis, Yugoslavia,” tulis IB Times, 9 November 2016.
Donald Trump menikahi Melania pada awal tahun 2005. Dan yang mencengangkan adalah resepsi pernikahan yang mewah dan terkesan boros. Pada pernikahan ketiga Trump, Melania memakai gaun rancangan John Galliano yang disebut memerlukan 1.000 jam pengerjaan. Sebab, ada 550 jam waktu yang diperlukan Galliano untuk menjahit sekedar 1.500 kristal dan mutiara yang kemudian jadi hiasan pada gaun tersebut.
Namun cerita nggak berhenti di sana. Dalam sebuah wawancara radio, Melania berani blak-blakan soal kehidupan intimnya dengan Trump. “Kami melakukan hubungan seks yang luar biasa. Kami biasanya berhubungan badan setidaknya sekali dalam sehari. Bahkan, kadang-kadang lebih,” ujarnya secara frontal.
Nah itulah sedikit fakta-fakta tentang Melania. Untuk urusan akhlak, Hipwee Boys nggak tahu persis sih baik atau tidaknya Tante Melania. Tapi kalau soal fisik, Tante Melania jelas bisa bikin banyak cowok gagal fokus. Dan jangan-jangan banyak orang Amerika Serikat memilih Trump hanya karena ingin sering melihat Melania tampil di acara-acara kenegaraan yang bakal disorot media. Bagaimana? Nggak makin bingung ‘kan kenapa Donald Trump kenapa bisa terpilih?